Headlines News :
Home » , , » Manual Material handling

Manual Material handling

Anatomi dan Biomekanik pada Manual Handling Lifting dan Crrying

Manual material handling (MMH) merupakan penyebab utama dari low back pain dan cedera akibat dari pekerjaan yang terlalu berat dalam dunia industri. Pada banyak kasus, cedera ini berakibat kelumpuhan permanent, sebagian, atau total. Kebanyakan cedera ini muncul akibat job energy requerment (JER) yang melebihi physical work capacity (PWC). Dalam usaha untuk melakukan control, termasuk program baik untuk pekerja dan pekerjaan, cedera tulang belakang yang terkait dengan kerja masih mempunyai proposi yang cukup signifikan terhadap penderitaan dan biaya yang ditimbulkan.

Empat pendekatan utama dalam perancangan pekerjaan manual material handling, yaitu :
a. Pendekatan Epidemiological
Metode ini memperhatikan indentifikasi dari kecelakaan, distribusi, dan potensial control untuk cedera pada suatu populasi.
b. Pendekatan Biomechanical
Metode ini memperkirakan kapabilitas fisik individu dengan kebutuhan fisik pekerjaan yang dibutuhkan.
c. Pendekatan Physiological
Metode ini memperkirakan metabolisme tubuh manusia dan respon pernafasan pada beban yang bervariasi.
d. Pendekatan Psychophysical
Metode ini memperkirakan kemampuan manusia dalam menerima rasa sakit atau tidak nyaman dalam kondisi di bawah normal. Pendekatan Psychophysical merupakan hasil studi dalam pekerjaan manual material handling secara langsung. Pendekatan ini dirancang untuk menkuantifikasi toleransi subjektif manusiaterhadap stress yang diakibatkan oleh pekerjaan manual material handling. Beban maksimum yang diizinkan untuk pekerjaan pengangkatan manual dapat ditentukan dengan metode ini.

Pendekatan phsychophysical menyediakan metode dengan mengestimasi kombinasi efek dari stress akibat beban biomekanika dan psikologi pada manual lifting or lowering tasks. Karena hasil yang didapat didasarkan pada laporan dari subjek sendiri, maka batas beban yang dihasilkan bias berbeda dari batas beban yang sebenarnya diizinkan, maka Pendekatan phsychophysical bisa menjadi tidak valid untuk semua kombinasi variable pekerjaan. Contohnya, kebanyakan data mengidintifikasikan bahwa Pendekatan phsychophysical meremehkan kapasitas pekerja untuk pekerjaan berfrekuensi tinggi (> 6 pengangkutan per menit) (Snook, 1983). Berdasarkan dari percobaan ini, ukuran (khususnya lebar), jarak, tinggi, dan frekuensi merupakan variable yang signifikan untuk menentukan batas beban yang diizinkan dalam tugas mengangkat atau menurunkan beban secara manual.

Mengacu pada data yang ada pada table Liberty Mutual, dapat disimpulkan bahwa :
a. Metodologi phsychophysical cocok digunakan untuk menentukan berat beban maksimum yang diizinkan untuk pekerjaan yang berfrekuensi 4.3 pengangkutan / menit atau kurang. Catatan : 94% dari industri lifting tasks dilakukan pada frekuensi 4.3 pengangkutan / menit atau kurang (Liberty Mutual Insurance Company 1989, unpublished results).
b. Berat beban maksimum yang diizinkan menurun seiring dengan penambahan frekuensi.
c. Berat beban maksimum yang diizinkan untuk subjek perempuan lebih rendah tetapi proposional terhadap berat beban maksimum yang diizinkan untuk subjek laki-laki.
d. Berat beban maksimum yang diizinkan tidak menurun secara signifikan dalam durasi kerja 4 jam.
e. Saat tugas pengangkutan atau penurunan beban dilakukan dengan penambahan jangkauan horizontal (kira-kira 480 mm), akan terdapat penurunan yang konsisten pada berat beban yang diizinkan saat dibandingkan dengan tugas pengangkutan atau penurunan beban dilakukan dekat dengan tubuh.
f. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada berat beban maksimum yang diizinkan antara tugas mengangkat dengan tugas menurunkan beban.
g. Pada umumnya, berat beban yang diizinkan untuk tugas penurunan lebih besar daripada tugas pengangkutan beban.
h. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada berat beban maksimum yang diizinkan terkait dengan besar boks yang digunakan.
i. Terdapat perbedan beban yang sigifikan pada lebar objek, tetapi tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada panjang objek.
j. Perbedaan performansi antargender akan lebih terlihat pada tugas mengangkat atau menurunkan beban dibandingkan pada tugas mendorong atau menarik beban.
k. Perbedaan gender akan lebih terlihat untuk pekerjaan dengan kecepatan rendah.
l. Efek dari variable lain, seperti : ukuran dan kepadatan dari objek yang dibawa perlu diketahui untuk masa yang akan datang; karena itu perlu diperhatikan pengaplikasian data-data tersebut.

Pendekatan ini dapat diterapkan bersama dengan pendekatan lain yang telah diterangkan sebelumnya (epidemiological, biomechanical, physiological) untuk menghasilkan suatu carrying standards. Karena adanya variasi yang besar dari kapabilitas dari manusia, maka hanya menerapkan metode phsychophysical untuk menentukan manual handling tasks tidak dianjurkan. Berdasarkan dari hasil studi Liberty Mutual, Metodologi phsychophysical cocok untuk menentukan berat maksimum beban yang diizinkan pada pekerjaan yang berfrekuensi rendah.

Penerapan Pengangkatan Beban

Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni, dengan kepala, bahu, tangan, punggung dsbnya. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera tulang punggung, jaringan otot dan persendian akibat gerakan yang berlebihan.




a. Menjinjing beban
Beban yang diangkat tidak melebihi aturan yang ditetapkan ILO sbb:
1. Laki-laki dewasa 40 kg
2. Wanita dewasa 15-20 kg
3. Laki-laki (16-18 th) 15-20 kg
4. Wanita (16-18 th) 12-15 kg
5. Organisasi kerja
b. Pekerjaan harus di atur dengan berbagai cara :
- Alat bantu mekanik diperlukan kapanpun
- Frekuensi pergerakan diminimalisasi
- Jarak mengangkat beban dikurangi
- Dalam membawa beban perlu diingat bidangnya tidak licin dan mengangkat tidak terlalu tinggi.
- Prinsip ergonomi yang relevan bisa diterapkan.
- Metode mengangkat beban
Semua pekerja harus diajarkan mengangkat beban. Metode kinetik dari pedoman penanganan harus dipakai yang didasarkan pada dua prinsip :
- Otot lengan lebih banyak digunakan dari pada otot punggung
- Untuk memulai gerakan horizontal maka digunakan momentum berat badan.
c. Metoda ini termasuk 5 faktor dasar :
- Posisi kaki yang benar
- Punggung kuat dan kekar
- Posisi lengan dekat dengan tubuh
- Mengangkat dengan benar
- Menggunakan berat badan


d. Supervisi medis
Semua pekerja secara kontinyu harus mendapat supervisi medis teratur.
- Pemeriksaan sebelum bekerja untuk menyesuaikan dengan beban kerjanya
- Pemeriksaan berkala untuk memastikan pekerja sesuai dengan pekerjaannya dan mendeteksi bila ada kelainan
- Nasehat harus diberikan tentang hygiene dan kesehatan, khususnya pada wanita muda dan yang sudah berumur.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Copyright © 2013. Kamus Industri | Informasi Seputar Teknik Industri - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger